Jumat, 26 Mei 2017

Global Warming










A.      Pengertian Pemanasan Global

                      Pemanasan global adalah kenaikan suhu permukaan bumi yan disebabkan oleh peningkatan keluaran (emisi) gas rumah kaca, seperti; karbondioksida, metana, dinitro oksida, hidrofluorokarbon, perfluorokarbon, dan sulfur heksafluorida di atmosfer.
Pemanasan global (global warming) menjadi salah satu isu lingkungan utama yang dihadapi dunia saat ini. Pemanasan global berhubungann dengan proses meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi. Peningkatan suhu permukaan bumi ini dihasilkan oleh adanya radiasi sinar matahari menuju ke atmosfer bumi, kemudian sebagian sinar ini berubah menjadi energi panas dalam bentuk sinar infra merah diserap oleh udara dan permukaan bumi. Sebagian sinar infra merah dipantulkan kembali ke atmosfer dan ditangkap oleh gas-gas rumah kaca yang kemudian menyebabkan suhu bumi meningkat.
B.      Penyebab Pemanasan Global
Pemanasan global ini terjadi karena beberapa hal berikut:
1.       Boros Listrik
Penggunaan listrik yang wajar dan sesuai kebutuhan tentu perilaku manusia bijak. Semua orang menginginkan hal tersebut bisa dilakukan oleh setiap individu. Tapi, ternyata untuk hemat dalam penggunaan listrik bukanlah pekerjaan yang mudah bagi sebagian orang. Akibatnya, hal ini sebagai penyumbang pemanasan global terjadi. Himbauan atau kampanye hemat listrik (save energy) sudah banyak dilakukan, tetapi tetap saja banyak rumah yang boros dalam penggunaan listrik.
2.       Halaman Rumah Tanpa Pepohonan
Tumbuhan hijau atau pepohonan bisa membuat udara menjadi sejuk dan menetralkan suhu udara sehingga bisa disimpulkan bahwa pohon (tumbuhan) bisa mengatasi suhu panas yang tinggi. Jika memang benar demikian, maka selayaknya setiap rumah mau menam pohon dipekarangan rumahnya. Tapi hal ini juga tidak dilakukan oleh banyak rumah. Apa lagi rumah diperkotaan yang lebih memilih membangun gedung daripada menanam pepohonan hijau. Kalau setiap pekarangan rumah tidak ada pohon maka wajarlah yang namanya pemanasan global itu terjadi.
3.       Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat dibumi berasal dari matahari. Ketika energi ini tiba dipermukaan bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian besar dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang keangkasa luar, namun sebaagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat  menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain : uap air, CO2, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan ini terjadi seccara terus-menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagai mana gas dalam rumah kaca. Dengan demikian meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap didalamnya. Salah satu dari banyaknya pemanasan global terjadi karena model rumah atau gedung dengan konsep rumah kaca. Sehingga dari rumah kaca memantulkan cahaya keudara, bukan menyerap sinar matahari jika 1 atau 2 rumah saja maka tidak terlalu berdampak. Namun yang terjadi bukan saja rumah, gedung-gedung pencakar langit memakai konsep bangunan kaca.

4.       Bahan Bakar Kendaraan
Bahan bakar dari kendaraan selain mengganggu bagi kesehatan manusia, juga bisa memberikan bertambahnya pemanasan global dari polusi udara yang dihasilkan. Kita ketahui, jumlah kendaraan terus bertambah, tidak ada pengangguran. Penggunaan sepeda motor dari tahun ke tahun terus meningkat penggunaanya. Begitu juga dengan pengendara mobil tidak mau kalah. Sementara sepeda motor dan mobil yang lama tidak dimusnahkan atau tetap dibiarkan beredar.



5.       Polusi Asap Dari Industri Pabrik

Dengan alasan membuka lapangan pekerjaan bagi rakyat indonesia, maka banyak pabrik industri yang tumbuh dan berkembang. Tidak lain dan tidak bukan untuk mensejahterakan rakyat. Supaya bisa mendapatkan penghasilan dengan bekerja. Jika pernyataan diatas benar maka wajar kita mendapatkannya, yang mendapatkan rasa panasna bumi karena banyak polusi asap dari pabrik industri. Ini memang dilema, namun disatu sisi untuk kepentingan rakyat, tapi disisi lain mengorbankan eksistensi bumi.

6.       Pembakaran Hutan Dan Illegal Logging

Sumber mengatakan bahwa sekitar 50% pemansan global disebabkan oleh CO2, dimana emisi CO2 disebakan oleh penggunaan bahan bakar fosil dan kerusakan atau pembakaran hutan. Hutan banyak fungsi, disamping bisa mencegah banjir, hutan juga bisa mereduksi suhu panas bumi yang cenderung meningkat tapi apa yang terjadi jika hutan sebagai warisan nenek moyang dibakar dan ditebang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab ? dalam mencegah pembakaran hutan dan illegal Loging, peran pemerintah harus serius dalam menanganinya, karena sudah banyak terjadi dan terus terjadi beberapa bulan lalu diprovinsi Riau.

7.       Usia Bumi Yang Sudah Tua

Planet bumi yang sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun menjadi penyebab juga. Artinya sudah sangat tua. Ibarat manusia jika sudah tua, pasti banyak penyakit yang mudah menyerang. Begitu juga bumi, penyakit yang diderita bumi hari ini adalah pemanasan global, hujan asam, serta banyak lagi yang lainnya.

8.       Bocornya Lapisan Ozon

Sinar matahari yang memancar ke bumi tidak langsung sampai ke bumi karena adanya Spectrometer, pada satelit nimbus 7 dan meteor 3, kerusakan ini telah menimbulkan sebuah lubang yang dikenal sebagai lubang ozon dikedua kutub.

9.       Minimnya Ruang Terbuka Hijau

Pakar tata kota dari Universitas Trisakti, Jakarta, Nirwono Yoga, menilai sejauh ini belum ada lonjakan persentase, yang berarti terhadap jumlah ruang terbuka hijau yang ada di Jakarta, sebagaimana dilansir dari media online koran-jakarta.com. upaya pemerintah disetiap daerah sangat minim untuk membangun ruang terbuka hijau. Hal ini bisa dilihat dengan susah sekali kita menemukannya. Walau sekarang ada beberapa kota seperti Bandung dan surabaya sedang menggalakkan. Maka hal itu bisa dijadikan contoh bagi kota-kota lain di Indonesia maupun Dunia.

10.   Jumlah Kendaraan Yang Terus Bertambah

Hal ini sudah dibahas diatas, tapi hal ini harus mendapat sikap dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan dalam kendaraan bermotor. Misal dengan keluarnya kendaraan terbaru maka kendaraan yang tahun lama bisa dicabut atau didaur ulang atau apalah. Yang penting jumlah kendaraan bermotor bisa berkurang, bukan malah bertambah. Terjadi saat ini adalah jumlah kendaraan bermotor yang terus bertambah, namun tidak dibarengi dengan infrastruktur jalan, sehingga bukan hanya polusi udara yang berdampak pada peanasan global terjadi, kemacetan pun selalu menghiasi jalan.

11.   Efek Umpan Balik

Kasus umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemansan global. Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer karena uap air merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah uap air diudara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkan lebih besar dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut diudara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi hangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang diatmosfer.

12.   Penggunaan Pupuk Kimia Yang Berlebihan

Pada kurun waktu paruh terakhir abad ke-20, pengguanaan pupuk kimia untuk dunia pertanian meningkat pesat. Kebanyakan pupuk kimia ini berbahan nitrogenoksida yang 300 kali lebih kuat dari karbondioksida sebagai perangkap panas, sehingga ikut memanaskan bumi. Akibat lainnya adalah pupuk kimia yang meresap masuk ke dalam panas dapat mencemari sumber-sumber air minum.

C.      Dampak Pemanasan Global
Dibawah ini adalah beeberapa dampak pemanasan global:

1.       Kekeringan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ahli iklim Inggris menemukan bahwa pemanasan global akan mengakibatkan kekeringan besar dalam 100 tahun kedepan. Skala kekeringan begitu besar hingga mencangkup setengah dari total lahan yang kita miliki saat ini. Palmer Drought Severity Index (PDSI) meyatakan bahwa persentase global daaerah kekeringan telah meningkat sebesar 1,74 % antara tahun 1950 dan 2008. Kekeringan tentu saja akan memicu kegagalan panen yang akan berdampak fatal bagi populasi dunia.

2.       Wabah

Perubahan iklim akan memnyebabkan lonjakan epidemi sejumlah penyakin. Berbagai virus umumnya tidak dapat bertahan hidup pada suhu dingin. Namun, dengan kenaikan suhu akibat perubahan iklim, virus yang tadinya hanya mampu berkembang dalam iklim tropis kemudian menyebar kedaerah lain. Korea Institute Of Health and Social Affarirs (KIHASA) menyatakan bahwa ”Dalam kasus ekstrim, 1 derajat kenaikan suhu akan mengakibatkan kenaikan 6% dalam penyebaran penyakit.





3.       Banjir

Pemanasan global yang mampu memicu banjir tampaknya berlawanan dengan logika. Namun kenyataannya perubahan iklim menyebabkan pola cuaca diseluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir kita telah melihat fenomena banjir besar yang menimpa berbagai belahan dunia. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) memperingatkan bahwa frekuensi banjir bandang akan meningkat pada abad ini.

4.       Pencairan Es Dikutub

Pemanasan global menyebabkan mencairnya es dikutub utara dan daerah antartika (Kutub selatan). Suhu didaerah ini telah meningkat sekitar 2-3 kali lipat. Es dikutub memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Jika es mencair pulau-pulau yang berada dibawah permukaan laut akan terancam bahaya. Kota-kota seperti Shanghai dan Negara kepulauan Maladewa adalah bebrapa tempat yang akan terpapar resiko tertinggi dalam skenario seperti ini. Saat atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat hal ini menyebabkan volumenya akan  membesar dan menaikan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga mengakibatkan mencairnya es di kutub, terutama sekitar Greenland. Perubahan tinggi permukaan laut akan sangat berpengaruh pada kehidupan didaerah pantai beberapa daerah akan tenggelam. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Bahkan sedikit saja kenaikan permukaan laut akan sangat berpengaruh pada ekosistem pantai, contohnya akan menenggelamkan separuh rawa-rawa pantai.

5.       Kabut Asap (Smog)

Peningkatan suhu akibat pemanasan global akan membuat konsentrasi kabut asap di atmosfer mengalami peningkatan. Peningkatan kabut asap pada akhirnya akan menyebabkan penyakit dan kematian. Kabut asap juga mengintensifkan gelombang panas yang tentu saja dapat berdampak buruk bagi kehidupan.

6.       Kebakaran Hutan

Selama dekade terakhir ini, banyak penelitian telah dilakukan untuk memastikan apakah pemanasan global menyebabkan peningkatan frekuensi dan intensitas kebakaran hutan. Kebakaran hutan menyebabkan kerusakan ekosistem dan insfrastruktur. Akibat kebakaran hutan, jumlah pelepasan karbon dioksida yang merupakan gas rumah kaca juga akan meningkat yang pada akhirnya memperparah GLOBAL WARMING.

7.       Iklim Mulai Tidak Stabil

Telah diperkirakan oleh para ilmuan, daerah bagian utara akan memanas lebih dari daerah-daerah lainnya dibumi. Hal ini berakibat akan mencairnya gunung-gunung es dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terpung diperairan tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan didaerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang dibeberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat. Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1% untuk setiap derajat fahrenheit pemanasan. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang  dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Belawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

8.       Gangguan Ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yag sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi kearah kutub atau ke atas pegunungan. Tummbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah lain karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau ke selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.
D. Cara Mengurangi Dampak Pemanasan Global
1. Program Menanam Pohon
Apakah selama ini gerakan menanam pohon dilakukan? Saya pikir sudah, kampanye pun sudah dilakukan oleh pemerintah pusat dan daerah, perusahaan besar pun sudah mengalokasikan dana Corporate Social Responsibily (CSR)-nya untuk menanam pohon. Tidak sampai disitu saja banyak gerakan ormas yang gemar menggalakan menanam pohon, bahkan ada yang dengan suka rela membagi pohon gratis untuk ditanam di setiap rumah. 1 pohon berukuran agak besar dapat menyerap 6kg CO2 pertahunnya. Jadi dalam waktu 40 tahun, 1 pohn dapat menyerap 240kg CO2. United Nation Environment Programme (UNEP) melaporkan bahwa pembabatan hutan menyumbang 20% emisi gas rumah kaca.
                2. Jadilah Vegetarian
Memproduksi daging sarat CO2 dan metana dan membutuhkan banyak air. Hewan ternak seperti sapi atau kambing merupakan penghasil terbesar metana saat mereka mencerna makanan mereka. 1 Food and Agri Culture Organization (FAO) PBB menyebutkan produksi daging menyumbang 18% pemanasan global, lebih besar daripada sumbangan seluruh transportasi didunia (13,5%). Lebih lanjut, dalam laporan FAO “livestock’s Long Shadow”, 2 2006. Dipaparkan bahwa peternakan menyumbang 65% gas Nitrooksida dunia (310 kali lebih kuat dari CO2) dan 37% gas metana dunia (72 kali lebih kuat dari CO2). Selain itu, United Nations Environment Programme (UNEP), dalam buku panduan “Kick The Habbit”, 2008, Menyebutkan bahwa pola daging untuk setiap orang pertahunnya menyumbang 6700kg CO2, sementara dietvegan perorangnya hanya menyumbang 190kg CO2. 3 saat ini, jumlah penduduk dunia sekitar 6,7 miliar orang.
                3. Cerdas Dalam Berkendara
Negara maju sudah banyak yang melakukan hal ini. Budaya berkendara dengan cerdas sudah dicontohkan oleh mereka. Bahkan ada tempat parkir khusus sepeda yang di tetet rapi. Ya, banyak negara maju yang menggunakan sepeda untuk berpergian, seperti kekantor atau kesekolah. Sebenarnya, hal tersebut di Indonesia sudah mulai ada geliatnya, tapi belum mendapat respon yang baik dari pemerintah. Seharusnya pemerintah membuat jalan khusus untuk pengendara sepeda, tapi tidak. Selain itu, transportasi massal juga sebagai pengendara yang cerdas, hal ini bisa mengurangi pemanasan global yang timbul karena kendaraan bermotor yang kita naiki. Dengan menaiki transportasi massal, maka langkah ini bisa mengurangi polusi dan juga meminimalisir kemacetan. Tapi jika anda punya kantor atau sekolah yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki, maka itu lebih baik dilakukan dengan jalan kaki, jangan malah menaiki mobil. Sama-sama kita ketahui bahwa sebab pemanasan global karena CO2 yang dikeluarkan dari bahan bakar kendaraan bermotor. Cobalah yntuk berjalan kaki, menggunakan telekonferensi untuk rapat, atau pergi bersama-sama dalam satu mobil. Bila memungkinkan, gunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar alternatif. Setiap satu liter bahan bakar fosil yang dibakar dalam mesin mobil menyumbang 2,5kg C02. Bila jaraknya dekat dan tidak terburu oleh waktu, anda bisa memilih kereta api. Dengan pesawat menyumbang 3-5% gas rumah kaca.
                4. Kurang Bangunan Rumah Kaca
Banyaknya bangunan rumah kaca dapat membuat suhu panas dapat meningkat beberapa derajat Celcius. Oleh sebab itu, harus dikurangi, harus ada kebijakan pemerintah yang tegas tentang pembangunan gedung-gedung pencakar langit (kalau tidak bisa). Lalu apakah sudah ada kebijakan pemerintah tentang pengurangan gedung atau rumah kaca?
5. Hemat Listrik
Listrik juga menjadi faktor dalam menaikan suhu panas. Jika demikian alangkah bijaknya untuk membiasakan hemat listrik. Seperti dirumah, ketika siang hari mematikan alat listrik yang tidak digunakan lagi. Memang harus massal dilakukan bukan hanya oleh perorangan saja. Sangat disayangkan masih ditemukan banyaknya lampu jalan yang menyala disiang hari dalam hal ini pemerintah belum menjadi contoh bagi masyarakat. Tapi tidak salah jika kita mulai dari diri kita sendiri, keluarga, tetangga, dan seterusnya. Mudah-mudahan generasi masa depan bisa cerdas dan hemat dalam penggunaan listrik.
6. Saluran Ventilasi Rumah Yang Cukup
Jika anda mau mencegah pemanasan global masuk kerumah, maka yang anda lakukan selain memasang AC, adalah memperbanyak saluran ventilasi dirumah. Supaya angin bisa masuk kedalam rumah dam bisa memberikan kesejukan. Dan supaya angin tetap banyak masuk kerumah anda, maka jangan lupa anda menanam pohon dipekarangan rumah anda.
7.  Jangan Tebang Pohon Sembarangan (Illegal Logging)
Ini yang masih sulit untuk dilakukan oleh masyarakat kita. Bisa kita lihat setiap tahun berapa hektar lahan hutan yang terbakar, sehingga menjadi lahan yang tandus tidak terhitung lagi kerugian negara karena hutan yang habis dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Anda bisa bayangkan butuh  berapa lama pohon untuk tinggi? Ya, Butuh bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun. Dan anehnya tindakan illegal logging tersebut juga didukung oleh oknum aparat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aminoglikosida