Sabtu, 16 Juni 2018

Laporan Praktikum Kimia Kloroform

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberihkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Kimia Organik ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring salam tak lupa pula disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan di zaman modern ini.
Terima kasih kami kepada dosen mata kuliah Kimia Organik yang telah membimbing kami dalam mata dalam mata kuliah ini, serta para asisten yang telah mengajarkan kami tentang mata kuliah ini, semoga Allah SWT membalas pahala mereka dengan berlipat ganda.
Dalam penyelesaian laporan ini penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar kedepannya laporan yang ada menjadi lebih baik.




Bandung , 15 Mei 2018


            Penyusun






DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................... 1
Daftar Pustaka .......................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 3
1.2 Tujuan Percobaan .................................................................... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1 Kloroform .................................................................................. 4
2.2 Kaporit ...................................................................................... 6
2.3 Aseton ...................................................................................... 7
2.4 MgSO4 ..................................................................................... 9
BAB III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan yang digunakan ........................................................... 9
3.2 Alat yang digunakan ............................................................... 9
3.3 Prosedur Percobaan ............................................................... 10
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data ........................................................................... 11
4.2 Pembahasan .......................................................................... 11
BAB V JAWABAN PERTANYAAN ........................................................ 13
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................. 14
Daftar Pustaka ......................................................................................... 14
Lampiran .................................................................................................. 15



BAB I



Kloroform merupakan kimia relative non-reaktif yang digunakan dari berbagai laboratorium untuk pekerjaan penelitian, industry seperti pewarnaan dan peptisida serta obat-obatan. Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi dengan metal keton, yang menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi ini disebut reaksi haloform.
Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu dengan adanya oksigen dari udar dan sinar matahari maka kloroform dapat terksidasi dengan lambat menjadi fosgen (gas yang sangat beracun), maka untuk mencegah fosgen ini, maka kloroform disimpan dalam botol yang berwarna coklat yang terisi dan mengandung 0,5-1% Etanol (untuk mengikat bila terjadi fosgen).
Berdasarkan teori diatas, maka dilakukan sintesis kloroform dengan etanol atau aseton dengan kapur klor. Dan juga dalam percobaan ini, dilakukan agar praktikan dapat memahami dan cara-cara pembuatan atausintesis kloroform. Aplikasi sintesis kloroform dalam bidang farmasi yaitu berfungsi sebagai pembius.


Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan khloroform dari senyawa golongan keton.




BAB II



Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi dengan metal keton yang menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Hal ini disebut  CHX3 atau haloform.
Kloroform merupakan senyawa dari asam formiat dan termasuk senyawa polihalogen  yaitu senyawa turunan karboksilat yang mengikat lebih dari satu atom halogen. Kloroform berasal dari bahan dasar aseton dan bubur kaporit. Dalam pembuatannya bubur kaporit  (CaOCl2) adalah bahan dasar dimana kapur  klor mengakibatkan oksidasi dan klorisasi sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu suatu zat basa yang ada dikapur. Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam kalsiumnya) dan kloroform.Selain  itu pada pembuatan kloroform digunakan NaOH sebagai  katalis pembersih.
Kloroform (CHCl3) tidak larut dalam air tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik.Prinsip  kerja dan sintesis kloroform adalah halogenasi  yaitu reaksi subsitusi yang terjadi pada suatu senyawa organik yang memiliki halogen alfa. Halogenasi terjadi karena pengaruh tarikan atom oleh unsur golongan halogen.
Dalam industri, kloroform diperoleh dengan pemanasan campuran dari klorin dan kloro metana atau metan.Pada suhu 400-500oC bebas dari radikal halogenasi. Dalam pembuatan  atau sintesis kloroform perlu diperhatikan beberapa hal yaitu dengan  adanya oksigen dari udara dan sinar matahari maka kloroform dapat teroksidasi dengan lambat menjadi fosgen  (gas yang sangat beracun).
Untuk mencegah terjadinya fosgen ini  maka kloroform disimpan dalam botol  coklat yang terisi penuh dan mengandung  0,5-1 % etanol untuk mengikat bila terjadi fosgen.
Beberapa senyawa yang dapat membentuk kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah etanol, 2-propanol, 2-butanol,  propanon, 2-butanon. Reaksi kloroform berlangsung dalam tiga tingkat :
a)    Oksidasi
b)    Subsitusi
c)    Penguraian oleh basa

Sifat-sifat Fisika Kloroform:
1.    Rumus molekul CHCl3
2.    Massa molar 119,38 g/mol
3.    Cairan yang tak berwarna
4.    Berat jenis 1,48 g/cm3
5.    Titik leleh -63,5 oC
6.    Titik didih 61,2 oC
7.    Kelarutan dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
8.    Memiliki indeks bias yang tinggi
9.    Berbentuk cairan
10. Berbau khas
11. Volatile (mudah menguap)
12. Beracun.
Sifat-sifat Kimia Kloroform :
1.      tidak bercampur dengan air
2.      larut dalam eter dan alkohol
3.      merupakan asam lemah
4.      tidak mudah terbakar
Penggunaan Kloroform
1.      Pelarut untuk lemak Dry Cleaning dan sebagainya
2.      Obat bius ( untuk tujuan ini  dibubuhi etanol, disimpan dalam botol coklat diisi sampai penuh (2,103-105))
3.      Pemadam kebakaran
4.      Pelarut dalam spektrokopis inframerah dan pada ekstraksi  industri penisilin
5.      Bahan utama pembuatan tireon
6.      Menurunkan suhu beku CCl4 dalam industri karet anastetik
7.      Pelarut yang baik untuk banyak senyawa organik seperti garam ammonium, sulfanium, dan phosfanium
8.      Pembersih noda
9.      Untuk pengasapan
10.   Pembilas dalam industry karet
11.   pelarut untuk minyak asetat, lemak, alkaloid, lilin, damar, dll
Bahaya kloroform adalah :
1.    Pusing, sakit kepala
2.    Keterbelakangan mental
3.    Pembesaran hati
4.    Gangguan pernapasan dan ginjal
5.    Kontak langsung dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit
6.    Tekanan darah rendah
7.    Menyebabkan kemandulan
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana yang mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Halogenasi sering berjalan secara eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena alasan inilah halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk dari proses halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk oleh saling menindihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital hibrida yang sama tipenya untuk mengikat halogen, hidrogen maupun atom karbon lain.
Senyawa halokarbon seperti contohnya kloroform mudah dibuat, metana berklorin dibuat melalui klorinasi metana. Kloroform (CHCl3), semua tidak larut dalam air, tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik.


Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih).
Kalsium hipoklorit umumnya digunakan untuk sanitasi kolam renang umum dan disinfektan air minum. Umumnya, senyawa komersial dijual dengan kemurnian 68% (dengan zat aditif dan kontaminan bervariasi bergantung pada kebutuan penggunaannya). Sebagai contoh, sebagai bahan kimia kolam renang seringkali dicampur dengan stabilisator asam sianurat (En: cyanuric acid) dan zat anti kerak (untuk mengulangi kehilangan klorin akibat radiasi ultraungu dan mencegah pengerasan kalsium). Kalsium hipoklorit juga digunakan di dapur sebagai disinfektan permukaan dan peralatan dapur. Penggunaan umum lainnya antara lain pembersih kamar mandi, semprotan disinfektan rumah tangga, algasida, herbisida, dan deterjen binatu.
Kalsium hipoklorit adalah oksidator umum dan oleh karenanya banyak digunakan dalam kimia organik. Misalnya, digunakan untuk membelah glikol, asam α-hidroksi karboksilat dan asam keto untuk menghasilkan fragmen aldehida atau asam karboksilat. Kalsium hipoklorit dapat juga digunakan dalam reaksi haloform dalam produksi kloroform.





Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.
Aseton dibuat secara langsung maupun tidak langsung dari propena. Secara umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi dengan propena dan produk proses kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk menghasilkan fenol dan Aseton:
C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2
Konversi di atas terjadi melalui zat antara kumena hidroperoksida, C6H5C(OOH)(CH3)2.
Aseton juga diproduksi melalui propena yang dioksidasi langsung dengan menggunakan katalis Pd(II)/Cu(II), mirip seperti 'proses wacker'.
Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi kering senyawa asetat, misalnya kalsium asetat. Selama perang dunia I, sebuah proses produksi aseton dari fermentasi bakteri dikembangkan oleh Chaim Weizmann dalam rangka membantu Britania dalam usaha perang. Proses ini kemudian ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang dihasilkan.
Aseton sering kali merupakan komponen utama (atau tunggal) dari cairan pelepas cat kuku. Etil asetat, pelarut organik lainnya, kadang-kadang juga digunakan. Aseton juga digunakan sebagai pelepas lem super. Ia juga dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin kaca serat dan epoksi. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat sintetis.
Ia sangat baik digunakan untuk mengencerkan resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin epoksi dan lem super sebelum mengeras.
Selain itu, aseton sangatlah efektif ketika digunakan sebagai cairan pembersih dalam mengatasi tinta permanen.
Aseton dapat melarutkan berbagai macam plastik, meliputi botol Nalgene yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan beberapa jenis poliprolilena.



Dalam laboratorium, aseton digunakan sebagai pelarut aportik polar dalam kebanyakan reaksi organik, seperti reaksi SN2. Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting pada oksidasi Jones. Oleh karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan berbagai macam senyawa. Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan digunakan sebagai untuk membilas peralatan gelas laboratorium.
Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri pertambangan. Bejana yang mengandung bahan berpori pertama-tama diisi dengan aseton, kemudian asetilena, yang akan larut dalam aseton. Satu liter aseton dapat melarutkan sekitas 250 liter asetilena.




2.4.        MgSO4

Magnesium sulfat adalah senyawa kimia garam anorganik yang mengandung magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus kimia MgSO4. Di alam, terdapat dalam bentuk mineral sulfat heptahidrat epsomit (MgSO4·7H2O), atau umumnya disebut garam Epsom. Nama ini diambil dari sebuah air terjun mengandung saline yang terdapat di kota Epsom di Surrey, Inggris. Garam epsom terdapat dialam sebagai mineral murni. Bentuk hidrat lainnya adalah kiserit.




BAB III



1.    Kaporit
2.    Aseton
3.    MgSO4
4.    Aquadest


1.    Labu leher tiga 500 ml
2.    Beker glass
3.    Thermometer
4.    Gelas ukur
5.    Corong pemisah
6.    Pemanasan spritus
7.    Peralatan destilasi
8.    Lumpang porselen
9.    Erlenmeyer yang dilengkapi pipa penghisap


1.    100 gram kaporit di gerus sambil ditambahkan 250 aquadest sedikit demi sedikit.
2.    Larutkan yang terjadi disaring, dapatkan filtratnya.
3.    Di destilasi sampai suhu kurang dari 90°C.
4.    Masukan 16 ml aseton dengan aquadest ke dalam corong pemisah.
5.    Keluarkan hingga 25 tetes kedalam erlenmeyer destilat.
6.    Panaskan diatas pemanas spritus sambil di goyangkan erlenmeyernya sampai mendidih.
7.    Tunggu sampai mulai mendingin.
8.    Tampung destilat dalam sebuah erlenmeyer yang sebelumnya telah diisi 5 ml air, destilat akan terlihat keruh.
9.    Teteskan aseton sampai senyawa habis.
10. Kemudian corong diisi 5 ml air dan campurkan, untuk mencegah larutan yang sisa aseton dalam corong pemisah.





BAB IV



Berat Kaporit                         : 100 g
Volume Aseton                    : 16 ml
Volume Aquadest                : 250 ml
Volume khloroform              : 40 ml
Warna campuran                 : keruh
Bau gas                                 : Bau balon gelembung


            Tabel Pengamatan Proses Destilasi
Waktu (menit)
Temperatur
Ket.
Minyak
Cairan
Uap
00.00

20°C


03.50


30°C
Menguap
05.46

40°C

Mendidih
07.02

90°C

Menetes pertama dan dihentikan


Sintesa kloroform merupakan suatu proses pembuatan senyawa organik melalui bahan dasar kapur klor yang melalui penyarian atau destilasi. Kloroform merupakan obat anastesi yang sudah sejak lama digunakan, akan tetapi saat ini pemakaiannnya telah berkurang karena sifatnya yang hepatotoksik dan dapat dengan mudah teroksidasi di bawah cahaya dan udara menjadi phosgene yang sangat toksik.
Pada praktikum sintesa kloroform terjadi tiga reaksi, yaitu reaksi oksidasi oleh halogen, kloronisasi dari hasil oksidasi dan hidrolisa alkali dari senyawa yang baru terbentuk. Sintesa kloroform dapat dilakukan dengan mereaksikan suspense kapur klor / kaporit dengan aseton.
Pada percobaan ini dilakukan cara pembuatan kloroform dengan menimbang kaporit 100 g. Masukan kedalam lumpang porselen gerus, tambahkan 250 ml aquadest sedikit demi sedikit sampai halus dan homogen. Warnanya putih susu seperti suspensi.
Kemudian saring dengan kertas saring dan berubah warna menjadi kuning bening jernih.
Siapkan peralatan destilasi. Lakukan destilasi yaitu dengan suhu awal 29°C, menit ke-03.50 terjadi penguapan di suhu 30°C, kemudian menit ke-05.46 mulai mendidih di suhu 40°C, dan menit ke-07.02 mulai keluar tetesan pertama pada suhu mencapai 90°C destilasi dihentikan.
Masukkan 16 ml aseton dengan aquadest kedalam corong pemisah. Keluarkan hingga 25 tetes kedalam erlenmeyer destilat yang tadi.
Panaskan diatas pemanas spritus sambil digoyangkan erlenmeyernya tunggu sampai mendidih, setelah itu tunggu sampai mulai mendingin.
Tambahkan air 5ml pada erlenmeyer baru dan tambahkan campuran tadi kedalam corong pemisah sehingga berubah warna menjadi keruh dan teteskan semuanya kedalam beker glass. Kemudian cium baunya seperti bau balon gelembung mirip seperti bau khloroform aslinya. Hasil volume khloroform terakhir yaitu 40 ml.












BAB V


1.    Tuliskan dan mekanisme reaksi percobaan ini?
Jawaban :
Ø  Reaksi oksidasi
Ø  CH3 - CH2OH (etil alkohol) + Cl2 à CH3 - CHO (asetaldehida) + HCL (asam klorida) reaksi klorinasi.
Ø  CH3 - CH2OH (asetaldehida) + 3Cl2 à CCl3 – CHO (trikloroasetaldehida) + 3HCl (asam klorida) reaksi hidrolisis.
Ø  2CCl3 – CHO (trikloroasetaldehida) + Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) à 2CH3CL (kloroform) + (HCOOH)2Ca (kalsium format.

2.    Mengapa aseton harus diencerkan dan penambahannya harus perlahan-lahan?
Jawaban :
Gugus karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton polat. Gugus karbonil akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton larut dalam air. Ia merupakan akseptor hidrogen, dan bukannya donor, sehingga ia tidak akan membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini membuat keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat.

3.    Apa kegunaan khloroform?
Jawaban :
Khloroform dapat digunakanuntuk mengekstraksi komponen yang tidak larut dalam air seperti lipid dalam proses isolasi DNA.







BAB VI


Kesimpulan yang peroleh pada percobaan ini adalah :
Ø  Kloroform dapat dibuat dengan bahan dasar aseton dan kaporit.
Ø  Penambahan air dilakukan supaya zat-zat pengotor ditarik oleh air sehingga yang didapat adalah kloroform murni.
Ø  Berat Kaporit                         : 100 g
Ø  Volume Aseton                    : 16 ml
Ø  Volume Aquadest                : 250 ml
Ø  Volume khloroform              : 40 ml
Ø  Warna campuran                 : keruh
Ø  Bau gas                                 : Bau balon gelembung






Tjay, Tan Hoan. 2002. Obat-obat Penting. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta

Tim Dosen TPB. 2002. Kimia Dasar II. TPB Universitas Hasanuddin. Makassar

Tim penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Laboratorium kimia. FST KIMIA UNDANA: Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aminoglikosida