KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah
SWT, yang telah memberihkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan Kimia Organik ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring
salam tak lupa pula disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umat manusia dari alam kebodohan menuju ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi seperti yang kita rasakan di zaman modern ini.
Terima kasih kami kepada dosen
mata kuliah Kimia Organik yang telah membimbing kami dalam mata dalam mata
kuliah ini, serta para asisten yang telah mengajarkan kami tentang mata kuliah
ini, semoga Allah SWT membalas pahala mereka dengan berlipat ganda.
Dalam penyelesaian laporan ini
penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan agar kedepannya
laporan yang ada menjadi lebih baik.
Bandung , 15 Mei 2018
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar..........................................................................................
1
Daftar Pustaka
..........................................................................................
2
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
......................................................................... 3
1.2 Tujuan Percobaan
.................................................................... 3
BAB
II DASAR TEORI
2.1 Kloroform
..................................................................................
4
2.2 Kaporit
......................................................................................
6
2.3 Aseton
......................................................................................
7
2.4 MgSO4
.....................................................................................
9
BAB
III METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Bahan yang digunakan
........................................................... 9
3.2 Alat yang digunakan
............................................................... 9
3.3 Prosedur Percobaan
............................................................... 10
BAB
IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Data
........................................................................... 11
4.2
Pembahasan
.......................................................................... 11
BAB V
JAWABAN PERTANYAAN ........................................................
13
BAB VI KESIMPULAN .............................................................................
14
Daftar Pustaka
.........................................................................................
14
Lampiran
..................................................................................................
15
BAB I
Kloroform merupakan kimia relative
non-reaktif yang digunakan dari berbagai laboratorium untuk pekerjaan
penelitian, industry seperti pewarnaan dan peptisida serta obat-obatan.
Kloroform disebut juga haloform disebabkan karena brom dan klor juga bereaksi
dengan metal keton, yang menghasilkan masing-masing bromoform (CHBr3) dan
kloroform (CHCl3). Hal ini disebut CHX3 atau haloform, maka reaksi ini disebut
reaksi haloform.
Dalam pembuatan atau pensintesaan kloroform
perlu
diperhatikan beberapa hal, yaitu dengan adanya oksigen dari udar
dan sinar matahari maka kloroform dapat terksidasi dengan lambat
menjadi fosgen (gas yang sangat beracun), maka untuk mencegah fosgen ini, maka
kloroform disimpan dalam botol yang berwarna coklat yang terisi dan mengandung
0,5-1% Etanol (untuk mengikat bila terjadi fosgen).
Berdasarkan teori diatas, maka dilakukan
sintesis kloroform dengan etanol atau aseton dengan kapur klor. Dan juga dalam
percobaan ini, dilakukan agar praktikan dapat memahami dan cara-cara pembuatan
atausintesis kloroform. Aplikasi sintesis kloroform dalam bidang farmasi yaitu berfungsi
sebagai pembius.
Mahasiswa dapat mengetahui proses pembuatan
khloroform dari senyawa golongan keton.
BAB
II
Kloroform disebut juga haloform disebabkan
karena brom dan klor juga bereaksi dengan metal keton yang menghasilkan
masing-masing bromoform (CHBr3) dan kloroform (CHCl3). Hal ini disebut
CHX3 atau haloform.
Kloroform merupakan senyawa dari asam formiat
dan termasuk senyawa polihalogen yaitu senyawa turunan karboksilat yang
mengikat lebih dari satu atom halogen. Kloroform berasal dari bahan dasar
aseton dan bubur kaporit. Dalam pembuatannya bubur kaporit (CaOCl2)
adalah bahan dasar dimana kapur klor mengakibatkan oksidasi dan klorisasi
sehingga terjadi trikloroasetaldehida, yaitu suatu zat basa yang ada dikapur.
Klor itu terurai menjadi asam formiat (dalam bentuk garam kalsiumnya) dan
kloroform.Selain itu pada pembuatan kloroform digunakan NaOH
sebagai katalis pembersih.
Kloroform (CHCl3) tidak larut dalam air
tetapi merupakan pelarut efektif untuk senyawa organik.Prinsip kerja dan
sintesis kloroform adalah halogenasi yaitu reaksi subsitusi yang terjadi
pada suatu senyawa organik yang memiliki halogen alfa. Halogenasi terjadi
karena pengaruh tarikan atom oleh unsur golongan halogen.
Dalam industri, kloroform diperoleh dengan
pemanasan campuran dari klorin dan kloro metana atau metan.Pada suhu 400-500oC
bebas dari radikal halogenasi. Dalam pembuatan atau sintesis kloroform
perlu diperhatikan beberapa hal yaitu dengan adanya oksigen dari udara
dan sinar matahari maka kloroform dapat teroksidasi dengan lambat menjadi
fosgen (gas yang sangat beracun).
Untuk mencegah terjadinya fosgen ini
maka kloroform disimpan dalam botol coklat yang terisi penuh dan
mengandung 0,5-1 % etanol untuk mengikat bila terjadi fosgen.
Beberapa senyawa yang dapat membentuk
kloroform dan senyawa haloform lainnya adalah etanol, 2-propanol,
2-butanol, propanon, 2-butanon. Reaksi
kloroform berlangsung dalam tiga tingkat :
a) Oksidasi
b) Subsitusi
c) Penguraian
oleh basa
Sifat-sifat
Fisika Kloroform:
1. Rumus
molekul CHCl3
2. Massa
molar 119,38 g/mol
3. Cairan
yang tak berwarna
4. Berat
jenis 1,48 g/cm3
5. Titik
leleh -63,5 oC
6. Titik
didih 61,2 oC
7. Kelarutan
dalam air 0,8 g/mol pada 20 oC
8. Memiliki
indeks bias yang tinggi
9. Berbentuk
cairan
10. Berbau
khas
11. Volatile
(mudah menguap)
12. Beracun.
Sifat-sifat
Kimia Kloroform :
1. tidak
bercampur dengan air
2. larut
dalam eter dan alkohol
3. merupakan
asam lemah
4. tidak
mudah terbakar
Penggunaan
Kloroform
1. Pelarut
untuk lemak Dry Cleaning dan sebagainya
2. Obat
bius ( untuk tujuan ini dibubuhi etanol,
disimpan dalam botol coklat diisi sampai penuh (2,103-105))
3. Pemadam
kebakaran
4. Pelarut
dalam spektrokopis inframerah dan pada ekstraksi industri penisilin
5. Bahan
utama pembuatan tireon
6. Menurunkan
suhu beku CCl4 dalam industri karet anastetik
7. Pelarut
yang baik untuk banyak senyawa organik seperti garam ammonium, sulfanium, dan
phosfanium
8. Pembersih
noda
9. Untuk
pengasapan
10. Pembilas
dalam industry karet
11. pelarut
untuk minyak asetat, lemak, alkaloid, lilin, damar, dll
Bahaya
kloroform adalah :
1. Pusing,
sakit kepala
2. Keterbelakangan
mental
3. Pembesaran
hati
4. Gangguan
pernapasan dan ginjal
5. Kontak
langsung dapat menyebabkan iritasi mata dan kulit
6. Tekanan
darah rendah
7. Menyebabkan
kemandulan
Senyawa kloroform adalah senyawa haloalkana
yang mengikat tiga atom halogen klor (Cl) pada rantai C-nya. Senyawa kloroform
dapat dibuat dengan bahan dasar berupa senyawa organik yang memiliki gugus
metil (-CH3) yang terikat pada atom C karbonil atau atom C hidroksi yang
direaksikan dengan pereaksi halogen (Cl2). Halogenasi sering berjalan secara
eksplosif dan hampir tanpa kecuali menghasilkan campuran produk, karena alasan
inilah halogenasi kadang saja digunakan dalam laboratorium.
Struktur senyawa haloalkana yang terbentuk
dari proses halogenasi terdiri dari ikatan sigma karbon-halogen yang terbentuk
oleh saling menindihnya suatu orbital atom halogen dan suatu orbital hibrida
atom karbon. Sebuah halogen membentuk satu ikatan kovalen dan karena itu tak
terdapat sudut ikatan di sekitar atom ini. Namun, karbon menggunakan orbital
hibrida yang sama tipenya untuk mengikat halogen, hidrogen maupun atom karbon
lain.
Senyawa halokarbon seperti contohnya
kloroform mudah dibuat, metana berklorin dibuat melalui klorinasi metana.
Kloroform (CHCl3), semua tidak larut dalam air, tetapi merupakan pelarut
efektif untuk senyawa organik.
Kaporit atau Kalsium hipoklorit adalah
senyawa kimia yang memiliki rumus kimia Ca(ClO)2. Kaporit biasanya digunakan
sebagai zat disinfektan air. Senyawa ini relatif stabil dan memiliki klorin
bebas yang lebih banyak daripada natrium hipoklorit (cairan pemutih).
Kalsium hipoklorit umumnya digunakan untuk
sanitasi kolam renang umum dan disinfektan air minum. Umumnya, senyawa
komersial dijual dengan kemurnian 68% (dengan zat aditif dan kontaminan
bervariasi bergantung pada kebutuan penggunaannya). Sebagai contoh, sebagai
bahan kimia kolam renang seringkali dicampur dengan stabilisator asam sianurat
(En: cyanuric acid) dan zat anti
kerak (untuk mengulangi kehilangan klorin akibat radiasi ultraungu dan mencegah
pengerasan kalsium). Kalsium hipoklorit juga digunakan di dapur sebagai
disinfektan permukaan dan peralatan dapur. Penggunaan umum lainnya antara lain
pembersih kamar mandi, semprotan disinfektan rumah tangga, algasida, herbisida,
dan deterjen binatu.
Kalsium hipoklorit adalah oksidator umum dan
oleh karenanya banyak digunakan dalam kimia organik. Misalnya, digunakan untuk
membelah glikol, asam α-hidroksi karboksilat dan asam keto untuk menghasilkan
fragmen aldehida atau asam karboksilat. Kalsium hipoklorit dapat juga digunakan
dalam reaksi haloform dalam produksi kloroform.
Aseton, juga dikenal sebagai propanon,
dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetilformaldehida, dan β-ketopropana,
adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia
merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan
dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakan pelarut yang
penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan
senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga
dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan
kecil.
Aseton dibuat secara langsung maupun tidak
langsung dari propena. Secara umum, melalui proses kumena, benzena dialkilasi
dengan propena dan produk proses kumena(isopropilbenzena) dioksidasi untuk
menghasilkan fenol dan Aseton:
C6H5CH(CH3)2 + O2 → C6H5OH + OC(CH3)2
Konversi di atas terjadi melalui zat antara
kumena hidroperoksida, C6H5C(OOH)(CH3)2.
Aseton juga diproduksi melalui propena yang
dioksidasi langsung dengan menggunakan katalis Pd(II)/Cu(II), mirip seperti
'proses wacker'.
Dahulu, aseton diproduksi dari distilasi
kering senyawa asetat, misalnya kalsium asetat. Selama perang dunia I, sebuah
proses produksi aseton dari fermentasi bakteri dikembangkan oleh Chaim Weizmann
dalam rangka membantu Britania dalam usaha perang. Proses ini kemudian
ditinggalkan karena rendahnya aseton butanol yang dihasilkan.
Aseton sering kali merupakan komponen utama
(atau tunggal) dari cairan pelepas cat kuku. Etil asetat, pelarut organik
lainnya, kadang-kadang juga digunakan. Aseton juga digunakan sebagai pelepas
lem super. Ia juga dapat digunakan untuk mengencerkan dan membersihkan resin
kaca serat dan epoksi. Ia dapat melarutkan berbagai macam plastik dan serat
sintetis.
Ia sangat baik digunakan untuk mengencerkan
resin kaca serat, membersihkan peralatan kaca gelas, dan melarutkan resin
epoksi dan lem super sebelum mengeras.
Selain itu, aseton sangatlah efektif ketika
digunakan sebagai cairan pembersih dalam mengatasi tinta permanen.
Aseton dapat melarutkan berbagai macam
plastik, meliputi botol Nalgene yang dibuat dari polistirena, polikarbonat, dan
beberapa jenis poliprolilena.
Dalam laboratorium, aseton digunakan sebagai
pelarut aportik polar dalam kebanyakan reaksi organik, seperti reaksi SN2.
Penggunaan pelarut aseton juga berperan penting pada oksidasi Jones. Oleh
karena polaritas aseton yang menengah, ia melarutkan berbagai macam senyawa.
Sehingga ia umumnya ditampung dalam botol cuci dan digunakan sebagai untuk
membilas peralatan gelas laboratorium.
Walaupun mudah terbakar, aseton digunakan
secara ekstensif pada proses penyimpanan dan transpor asetilena dalam industri
pertambangan. Bejana yang mengandung bahan berpori pertama-tama diisi dengan
aseton, kemudian asetilena, yang akan larut dalam aseton. Satu liter aseton
dapat melarutkan sekitas 250 liter asetilena.
2.4.
MgSO4
Magnesium sulfat adalah senyawa kimia garam
anorganik yang mengandung magnesium, sulfur dan oksigen, dengan rumus kimia
MgSO4. Di alam, terdapat dalam bentuk mineral sulfat heptahidrat epsomit
(MgSO4·7H2O), atau umumnya disebut garam Epsom. Nama ini diambil dari sebuah
air terjun mengandung saline yang terdapat di kota Epsom di Surrey, Inggris.
Garam epsom terdapat dialam sebagai mineral murni. Bentuk hidrat lainnya adalah
kiserit.
BAB III
1. Kaporit
2. Aseton
3. MgSO4
4. Aquadest
1. Labu
leher tiga 500 ml
2. Beker
glass
3. Thermometer
4. Gelas
ukur
5. Corong
pemisah
6. Pemanasan
spritus
7. Peralatan
destilasi
8. Lumpang
porselen
9. Erlenmeyer
yang dilengkapi pipa penghisap
1. 100
gram kaporit di gerus sambil ditambahkan 250 aquadest sedikit demi sedikit.
2. Larutkan
yang terjadi disaring, dapatkan filtratnya.
3. Di
destilasi sampai suhu kurang dari 90°C.
4. Masukan
16 ml aseton dengan aquadest ke dalam corong pemisah.
5. Keluarkan
hingga 25 tetes kedalam erlenmeyer destilat.
6. Panaskan
diatas pemanas spritus sambil di goyangkan erlenmeyernya sampai mendidih.
7. Tunggu
sampai mulai mendingin.
8. Tampung
destilat dalam sebuah erlenmeyer yang sebelumnya telah diisi 5 ml air, destilat
akan terlihat keruh.
9. Teteskan
aseton sampai senyawa habis.
10. Kemudian
corong diisi 5 ml air dan campurkan, untuk mencegah larutan yang sisa aseton
dalam corong pemisah.
BAB IV
Berat
Kaporit : 100 g
Volume
Aseton : 16 ml
Volume
Aquadest : 250 ml
Volume
khloroform : 40 ml
Warna
campuran : keruh
Bau
gas : Bau
balon gelembung
Tabel Pengamatan Proses Destilasi
Waktu (menit)
|
Temperatur
|
Ket.
|
||
Minyak
|
Cairan
|
Uap
|
||
00.00
|
20°C
|
|||
03.50
|
30°C
|
Menguap
|
||
05.46
|
40°C
|
Mendidih
|
||
07.02
|
90°C
|
Menetes
pertama dan dihentikan
|
||
Sintesa kloroform merupakan suatu proses
pembuatan senyawa organik melalui bahan dasar kapur klor yang melalui penyarian
atau destilasi. Kloroform merupakan obat anastesi yang sudah sejak lama
digunakan, akan tetapi saat ini pemakaiannnya telah berkurang karena sifatnya
yang hepatotoksik dan dapat dengan mudah teroksidasi di bawah cahaya dan udara
menjadi phosgene yang sangat toksik.
Pada praktikum sintesa kloroform terjadi tiga
reaksi, yaitu reaksi oksidasi oleh halogen, kloronisasi dari hasil oksidasi dan
hidrolisa alkali dari senyawa yang baru terbentuk. Sintesa kloroform dapat
dilakukan dengan mereaksikan suspense kapur klor / kaporit dengan aseton.
Pada percobaan ini dilakukan cara pembuatan
kloroform dengan menimbang kaporit 100 g. Masukan kedalam lumpang porselen
gerus, tambahkan 250 ml aquadest sedikit demi sedikit sampai halus dan homogen.
Warnanya putih susu seperti suspensi.
Kemudian saring dengan kertas saring dan
berubah warna menjadi kuning bening jernih.
Siapkan peralatan destilasi. Lakukan
destilasi yaitu dengan suhu awal 29°C,
menit ke-03.50 terjadi penguapan di suhu 30°C,
kemudian menit ke-05.46 mulai mendidih di suhu 40°C, dan menit ke-07.02 mulai keluar tetesan
pertama pada suhu mencapai 90°C
destilasi dihentikan.
Masukkan 16 ml aseton dengan aquadest kedalam
corong pemisah. Keluarkan hingga 25 tetes kedalam erlenmeyer destilat yang
tadi.
Panaskan diatas pemanas spritus sambil
digoyangkan erlenmeyernya tunggu sampai mendidih, setelah itu tunggu sampai
mulai mendingin.
Tambahkan air 5ml pada erlenmeyer baru dan
tambahkan campuran tadi kedalam corong pemisah sehingga berubah warna menjadi
keruh dan teteskan semuanya kedalam beker glass. Kemudian cium baunya seperti
bau balon gelembung mirip seperti bau khloroform aslinya. Hasil volume
khloroform terakhir yaitu 40 ml.
BAB V
1. Tuliskan
dan mekanisme reaksi percobaan ini?
Jawaban :
Ø Reaksi
oksidasi
Ø CH3
- CH2OH (etil alkohol) + Cl2 à CH3
- CHO (asetaldehida) + HCL (asam klorida) reaksi klorinasi.
Ø CH3
- CH2OH (asetaldehida) + 3Cl2 à
CCl3 – CHO (trikloroasetaldehida) + 3HCl (asam klorida) reaksi hidrolisis.
Ø 2CCl3
– CHO (trikloroasetaldehida) + Ca(OH)2 (kalsium hidroksida) à 2CH3CL (kloroform) +
(HCOOH)2Ca (kalsium format.
2. Mengapa
aseton harus diencerkan dan penambahannya harus perlahan-lahan?
Jawaban :
Gugus
karbonil bersifat polar, sehingga mengakibatkan senyawa keton polat. Gugus
karbonil akan berinteraksi dengan air melalui ikatan hidrogen, sehingga keton
larut dalam air. Ia merupakan akseptor hidrogen, dan bukannya donor, sehingga
ia tidak akan membentuk ikatan hidrogen dengan dirinya sendiri. Hal ini membuat
keton lebih mudah menguap daripada alkohol dan asam karboksilat.
3. Apa
kegunaan khloroform?
Jawaban :
Khloroform
dapat digunakanuntuk mengekstraksi komponen yang tidak larut dalam air seperti
lipid dalam proses isolasi DNA.
BAB VI
Kesimpulan
yang peroleh pada percobaan ini adalah :
Ø Kloroform
dapat dibuat dengan bahan dasar aseton dan kaporit.
Ø Penambahan
air dilakukan supaya zat-zat pengotor ditarik oleh air sehingga yang didapat
adalah kloroform murni.
Ø Berat
Kaporit : 100 g
Ø Volume
Aseton : 16 ml
Ø Volume
Aquadest : 250 ml
Ø Volume
khloroform : 40 ml
Ø Warna
campuran : keruh
Ø Bau
gas : Bau
balon gelembung
Tjay,
Tan Hoan. 2002. Obat-obat Penting. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta
Tim
Dosen TPB. 2002. Kimia Dasar II. TPB Universitas Hasanuddin. Makassar
Tim
penyusun. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Organik II. Laboratorium kimia. FST
KIMIA UNDANA: Kupang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar